JENIUS KARENA SERING MENULIS
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas
Mata Kuliah Bahasa
Indonesia
oleh :
Winda Ulfah Adhiyani
1101304
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis bisa menyelesaikan makalah “Jenius Karena Sering Menulis”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Tahukah
anda bahwa menulis merupakan salah satu kegiatan yang menakjubkan? Karena
menulis merupakan alat komunikasi yang mendunia. Ia dipakai sebagai bahasa
internet, lihat situs, blog, facebook, dan twitter semua adalah media tulis.
Tidak hanya lewat dunia maya yang modern, tetapi juga lewat lembaran-lembaran
kertas koran, majalah, dan buku-buku. Selain itu, antara manusia dan bangsa
berkomunikasi lewat tulisan juga, seperti surat menyurat, e-mail ataupun lewat SMS. Semua itu
merupakan tulisan. Jadi menulis merupakan kekuatan sekaligus keajaiban dunia.
Jadi menulis merupakan salah satu keterampilan yang yang mempunyai banyak
manfaat.
Penulis
menyadari bahwa selama penulisan makalah ini
penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.oleh sebab itu,
penulis mengucapkan terima ksaih kepada:
1.
Bapak Damanhuri,
selaku dosen mata kuliah yang telah membantu penulis selama menyusun maklah
ini;
2.
Rekan-rekan
seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah
ini;
3.
Semua pihak yang
telah membantu penulis dan tidak bisa penulis sebut satu persatu.
Makalah
ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dalam hal
isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis. Amiin.
Bandung, ………. 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan Makalah 3
D. Manfaat Penulisan Makalah 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Pustaka 5
B.
Pembahasan 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 17
B.
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Melihat generasi muda sekarang banyak yang lumpuh
menulis. Hal ini akibat dari kurangnya kesadaran para pemuda terhadap manfaat
dari menulis. Selain itu, akar penyebab rendahnya kemampuan menulis pada saat
ini karena kurikulum pendidikan yang tidak menganggap bahwa menulis sebagai
pelajaran yang penting. Padahal dari bangku sekolah, seharusnya generasi muda
sejak dini diperkenalkan dengan belajar menulis karya sastra yang baik.
Menulis pada dasarnya adalah satu dari empat keterampilan
dasar komunikasi, selain itu ada keterampilan berbicara, membaca dan mendengar.
Oleh sebab itu, menulis menjadi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi seseorang. Dalam berbagai aspek kehidupan dan terutama di dunia
kerja, kemampuan menulis sangat dituntut. Mereka yang memiliki kemampuan
menulis yang baik, biasanya selalu kelihatan lebih menonjol dibandingkan dengan
yang lainnya.
Selain itu, menulis telah terbukti secara ilmiah
mampu meningkatkan kecerdasan terutama kecerdasan berbahasa dan kecerdasan
intrapersonalnya. Bagi pelajar dan mahasiswa yang memiliki kemampuan menulis
yang baik, biasanya selalu kelihatan lebih menonjol dibandingkan dengan
teman-temannya yang lain.
Menulis merupakan sebuah keterampilan yang bisa
dipelajari dan dikembangkan. Belajar menulis sama saja dengan belajar bahasa
asing. Tidak dibutuhkan bakat dalam menulis, tapi dengan latihan yang rutin dan
terus-menerus, keseriusan, kesabaran, ketekunan dan semangat pantang menyerah
serta tidak cepat puas.
Banyak hal yang bisa didapat dalam menulis. Dengan
menulis bisa menuangkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran, menuangkan isi
hati melalui tulisan sehingga bisa dibaca dan dipahami banyak orang. Menulis
sebenarnya merupakan media pembelajaran yang sangat baik. Menulis melatih otak
kiri untuk mampu menyusun ide dengan baik. Menulis juga melatih kebahasaan dan
gaya bahasa. Selain itu, menulis juga menunjukan kedalaman dan di sisi lain
bisa menunjukan kedangkalan ilmu si penulis.
Dengan menulis diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan, pemahami tata bahasa dan memperkuat penguasaan kosakata. Dengan
menulis pun diharapkan akan membuat
analisa otak semakin tajam. Sehingga menurut Shakuntala Devi “Untuk membentuk
kejeniusan, meulis sebuah keharusan”. Maka tidak salah jika kelulusan di
universitas ditentukan dengan tulisan yang dihasilkan. Mahasiswa S1 harus
meyelesaikan tulisan skripsinya, mahasiswa S2 harus menyelesaikan tulisan
tesisnya, dan mahasiswa S3 dengan disertasinya. Bahkan ada suatu gelar yaitu
professor yang hanya diberikan kepada orang yang banyak menghasilkan tulisan
yang hebat.
Berkenaan dengan urgensi menulis untuk meningkatkan
kejeniusan, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana bagi
individu untuk memperoleh wawasan, pengetahuan dan konsep keilmuan yang
berkenaan dengan menulis. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang
bertajuk “Jenius Karena Sering Menulis.”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Apakah yang
dimaksud dengan menulis?
2.
Apakah manfaat
dari menulis?
3.
Bagaimana
menulis bisa menjadikan seseorang yang jenius?
4.
Bagaimana cara
menciptakan kebiasaan menulis?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1.
Pengertian
menulis;
2.
Manfaat dari
menulis;
3.
Menulis bisa
menjadikan seseorang jenius;
4.
Cara menciptakan
kebiasaan menulis;
D.
Manfaat Penulisan Makalah
Makalah
ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep
jenius karena sering menulis. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat
bagi:
1.
Penulis, sebagai
wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep jenius
karena sering menulis;
2.
Pembaca, sebagai
media informasi tentang jenius karena sering menulis dan meningkatkan kemampuan
menulis di kalangan pemuda.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan
Pustaka
1. Definisi Menulis
Menulis merupakan salah satu
kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu
diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca.
Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan
yang tidak penting. Secara sederhana menulis adalah suatu kegiatan untuk
menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan
aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat
seperti pena atau pensil. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi seperti
saat ini, menulis juga bisa dilakukan dengan menggunakan komputer atau laptop.
Banyak definisi menulis yang di paparkan oleh para ahli.
Henry
Guntur Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa “menulis
dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai media penyampai.”
Menurut
Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:5) menulis berarti
mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan
perasaan.
Lado dalam
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya
mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang
dimengerti orang lain.
Pengertian
menulis diungkapkan juga oleh Barli Bram (2002:7) mengemukakan“In principle, to write means to try to
produce or reproduce writen message.” Barli Bram mengartikan menulis
sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada.
Menurut
Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989:18) menyebutkan “Writing is a creative act, the act of
writing is creative because its requires to interpret or make sense of
something: a experience, a text, an event.” Menulis adalah perilaku kreatif,
perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu:
sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.
Burhan
Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif
produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Menulis
menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) merupakan kegiatan menggali
pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah
dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang
menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis pada dasarnya
adalah suatu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks untuk
mengekpresikan secara tertulis tentang gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan
perasaan sehingga bisa dimengerti orang lain dan bermanfaat untuk diri sendiri
maupun orang lain.
2.
Definisi Jenius
Menurut
Todd Siler jenius adalah berpikir dalam acara yang belum pernah dilakukan
orang. Orang yang jenius mampu melihat sesuatu yang luput dari penglihatan
orang lain. Mereka melihat kemungkinan diantara ketidakmungkinan. Mereka bisa
menjabarkan paket-paket pengetahuan yang diterimanya dalam cara baru dan
produktif.
Banyak
yang mengakumulasikan jenius dalam sosok-sosok Plato, Adam Smith, Thomas Alpha
Edison, atau Einstein. Namun sebenarnya jenius itu terletak dalam dua hal,
yaitu kemauan untuk berpikir mendalam tentang sebuah fenomena dan berani untuk
melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan orang
pada zamannya.
Sehingga
jenius itu bisa diartikan sebagai
berpikir lebih mendalam dari hal yang belum ada, dan mempunyai
keunggulan dalam hal berpikir.
B. Pembahasan
1. Pengertian
Menulis
Seperti yang telah di jelaskan dalam
kajian teori banyak para ahli yang memaparkan pengertian menulis diantaranya
menurut Henry Guntur Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa “menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.”
Selain
itu menulis merupakan kemampuan dalam berbahasa, baik merupakan ide, gagasan,
perasaan yang ada dalam hati sehingga bisa di pahami oleh orang lain. Hasil
dari menulis itu sendiri bisa bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain
atau pembaca.
Menulis menurut McCrimmon dalam St.
Y. Slamet (2008: 141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai
suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya
sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008:
72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang
memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang
kompleks karena memerlukan keahlian khusus untuk mengolah kosakata dan tatanan
kebahasaan sehingga bisa mudah dipahami oleh orang lain dengan jelas. Karena
setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam memahami sesuatu.
2. Manfaat
dari Menulis
Banyak hal yang bisa diperoleh dengan menulis yaitu dengan
menulis dapat menuangkan isi hati melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibaca
dan dipahami oleh orang lain. Menuliskan kegemaran dan kemarahan sebagaimana
yang dirasakan oleh R.A. Kartini. Kemarahan akan kondisi sekitar yang tidak
menyenangkan hati tidak harus lewat amarah fisik, tapi tulisan akan memperhalus
caranya namun mempertajam alasannya.
Dengan menulis dapat mentransfer pengetahuan dan hasil
pembelajaran seseorang kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi kemanusiaan.
Para penemu, ilmuan, pendidik agama dan perintis menyebarkan ilmu dan ide
berlian mereka dengan tulisan.
Tulisan pun dapat menggugah orang lain untuk turut berubah.
Contohnya banyak pendosa bertaubat setelah membaca tulisan para pendakwah.
Dengan tulisan pendakwah apat menjangkau banyak orang bahkan tanpa harus
bertemu. Contoh seorang pendakwah yaitu Abdullah Gymnastiar dapat menjadi
bintang podium, tapi penanya juga tidak berhenti mengalir untuk mencerahkan umatnya.
Meskipun tulisannya sangat sederhana, tapi pengaruhnya sangat tidak sederhana.
“Jika Anda ingin abadi tulislah buku” dari kalimat tersebut
dapat disimpulkan bahwa dengan menulis seseorang akan di kenang oleh setiap
manusia meskipun penulis tersebut telah wafat. Seperti Soekarno muda mulai
mengobarkan api perjuangan lewat bukunya yang terkenal yaitu “Indonesia
Menggugat”. Buku yang menginspirasi para pemuda lain untuk angkat senjata
melawan para penjajah. Sekarang para pejuang boleh wafat, tapi pikirannya terus
bergelora di dada para penerusnya. Dengan menulis juga bisa meningkatkan analisa
otak semakin tajam, karena dalam menulis diperlukan keterampilan
dalam menulis dalam mengolah kata,
pemahami tata bahasa dan memperkuat penguasaan kosakata. Dalam menulis harus
mempunyai kosakata yang banyak dan luas sehingga bisa mengembangkan kalimat
yang lebih menarik dan jelas.
Jika belajar bahasa, menulis dapat memahami tata bahasa dan
memperkuat penguasaaan kosakata seseorang. Dengan mengarangpun akan membuat
analisa otak seseorang semakin tajam. Jika sedang belajar sejarah, biologi atau
ilmu lain ini bisa mencoba melatih pemahaman seseorang lewat menuliskan kembali
ilmu tersebut dengan bahasa sendiri. Namun harus di ingat bahwa menulis dan
mencatat pada dasarnya berbeda. Menulis adalah menuangkan ilmu yang dimilliki
seseorang dalam tulisan, sedangkan mencatat adalah menuangkan ilmu dari teks ke
teks yang lain.
Satu lagi manfaat menulis yang sering terabaikan adalah
menulis sebenarnya adalah media pembelajaran yang sangat baik menulis dapat
melatih otak kiri untuk mampu menyusun ide dengan baik. Menulis juga dapat
melatik kebahasaan dan gaya bahasa. Selain itu, menulis juga menunjukan
kedalaman dan di sisi lain dapat menunjukan kedangkalan ilmu si penulis. Oleh
karena itu, tidak salah jika kellulusan di universitas ditentukan dengan
tulisan yang dihasilkan. Mahasiswa S1 harus menyelesaikan skripsinya, mahasiswa
S2 harus menyelesaikan tesisnya, dan S3 harus menyelesaikan disertasinya.
Bahkan ada suatu gelar yaitu professor yang hanya diberikan kepada orang yang
banyak menghasilkan tulisan yang hebat.
3. Menulis bisa menjadikan seseorang
jenius
Banyak yang mengakumulasikan jenius
dalam sosok-sosok Plato, Adam Smith, Thomas Alpha Edison, atau Einstein. Namun
sebenarnya jenius itu terletak dalam dua hal, yaitu kemauan untuk berpikir
mendalam tentang sebuah fenomena dan berani untuk melihat segala sesuatu dari
sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan orang pada zamannya.
Seorang yang jenius sebenarnya bisa
terlahir dan bertebaran dimana-mana, meskipun tak semua masyarakat luas
mengenalnya. Orang yang jenius adalah orang-orang yang berhasil menemukan dan
membuat sesuatu yang berguna bagi orang banyak. Oleh sebab itu, menulis bisa
menjadikan seseorang yang jenius karena mereka bisa membuat suatu karya yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Dalam menulis juga diperlukan
keahlian khusus yaitu dalam mengolah tata bahasa yang baik dan benar sehingga
bisa di pahami oleh orang lain. Selain itu, penulis juga harus mempunyai
kosakata yang luas untuk mengembangkan sebuah kalimat, sehingga penulis akan
mengasah analisa otaknya semakin tajam.
4. Cara Menciptakan Kebiasaan Menulis
Para
penulis adalah para penunda-nunda yang tidak populer. Tapi tidak perlu menjadi
seperti itu jika ingin menciptakan kebiasaan menulis. Berikut adalah
langkah-langkah untuk menciptakan kebiasaan menulis :
1. Tulis
kebiasaan menulis
Jika tidak berkomitmen untuk
menuliskan kebiasaan menulis, itu tidak benar-benar berkomitmen untuk membentuk
kebiasaan tersebut. Jika ingin membentuk suatu kebiasaan menulis, maka harus
benar-benar berkomitmen untuk melakukannya. Bukan kalimat "akan saya
usahakan", namun "saya benar-benar akan menulis". Dan harus
menuliskan komitmen tersebut lalu memasangnya di tempat-tempat yang mudah
dilihat oleh diri sendiri. Secara spesifik, tulis kebiasaan seperti apa yang akan
dilakukan (dalam hal ini menulis). Kapan, di mana, dan untuk berapa lama akan
melakukannya? Tuliskanlah semua itu.
2. Menulislah
setiap hari pada waktu yang sama, dengan pemicu
Akan baik jika memiliki waktu
tertentu setiap hari untuk mulai menulis. Waktu yang baik di pagi hari, namun
bisa juga saat makan siang, atau waktu sebelum tidur. Pastikan bahwa waktu itu
adalah waktu yang tidak akan dijejali oleh aktivitas lain. Yang sama pentingnya
dengan memiliki waktu khusus untuk menulis adalah memiliki pemicu. Pemicu ini
adalah suatu peristiwa yang akan mendorong untuk melakukan kebiasaan itu. Untuk
menciptakan kebiasaan baru, maka harus berusaha keras menghubungkan kebiasaan
tersebut dengan pemicu. Contohnya, katakan saja kita ingin menulis pada pagi
hari kita akan bangun dari tempat tidur, mandi, kemudian mulai menulis. Jadi,
mandi adalah pemicu untuk menulis, dan bangun dari tempat tidur adalah pemicu
untuk mandi. Karena bangun dari tempat tidur merupakan kegiatan rutin, jadi
tidak akan memiliki masalah menerapkan hal ini. Pilih sebuah pemicu yang Anda
tahu akan Anda lakukan setiap hari, kemudian menulislah.
3. Berkomitmen
kepada orang lain
Seperti yang telah dituliskan di
atas, adalah penting untuk memiliki komitmen yang kuat guna membentuk kebiasaan
menulis. Untuk itu, akan membantu jika komitmen itu sifatnya tidak pribadi.
Umumkanlah komitmen kepada banyak orang. Beritahu keluarga, teman-teman.
Katakan dengan jelas apa yang akan dilakukan, dan berjanjilah untuk melaporkan
kepada mereka hal-hal yang telah dilakukan. Hal ini akan memotivasi Anda untuk
tetap melakukan kebiasaan menulis.
4. Fokus
selama satu bulan
Salah satu kunci untuk membentuk
sebuah kebiasaan baru adalah fokus. Jika benar-benar fokus untuk membentuk
kebiasaan menulis, maka akan sukses. Jika mencoba untuk menciptakan banyak
kebiasaan baru dalam satu waktu sekaligus, fokus akan tersebar. Jangan terjerat
pada jebakan yang lazim ada namun menggoda ini. Kerahkan seluruh fokus dan
energi untuk membentuk kebiasaan baru dalam menulis.
5. Temukan
motivasi
Apa alasan untuk melakukan kebiasan
menulis? Apa yang memotivasi untuk duduk dan menulis? Apa yang dapat membuat
tetap termotivasi ketika sedang tidak ingin menulis? Mengetahui apa yang
menjadi motivasi itu penting dan sangat baik jika menuliskannya.
6. Catat dan
bertanggungjawablah
Sangat penting mencatat kebiasaan
baru. Hal termudah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tanda
"X" di kalender setiap kali menulis, atau bisa juga menyiapkan sebuah
lembar kerja untuk mencatat waktu dan tanggal, dengan catatan kecil ketika
menulis. Ini dapat menjadi alat untuk membantu melacak apakah tujuan sudah
tercapai atau belum. Atau bisa juga membuat catatan dalam blog pribad, dengan
menuliskan tulisan singkat dalam blog setiap selesai menulis. Cara apapun yang
dipakai, lakukanlah itu dengan konsisten dan segera lakukan pencatatan setiap
selesai menulis. Bagikan catatan tersebut kepada orang lain sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada orang lain.
7. Tentukan
penghargaan diri
Penghargaan adalah motivator yang
luar biasa. Sering-seringlah memberi penghargaan kepada diri sendiri ketika
baru mulai berusaha membentuk kebiasaan menulis. Berikan satu hadiah kecil
untuk diri sendiri pada hari pertama menulis, kemudian pada hari yang kedua dan
ketiga. Setelah itu, berikan hadiah kepada diri sendiri setelah menulis secara
rutin selama 1 minggu. Lalu kurangi lagi, Anda akan memberikan hadiah pada diri
sendiri setelah menulis secara rutin selama satu bulan. Buat daftar penghargaan
sebelum mulai menulis, jadi dapat melihat hadiah apa saja yang dapat terima
jika mulai menulis.
8. Disiplin
Semakin konsisten menulis, semakin
kuat kebiasaan itu. Pastikan kebiasaan tersebut terhubung kuat dengan pemicu,
sehingga setiap kali pemicunya terjadi, akan melakukan kebiasaan. Itulah yang
membentuk suatu kebiasaan. Jika pemicunya terjadi, dan kadang tidak melakukan
kebiasaan, maka tidak benar-benar membentuk sebuah kebiasaan. Jadi, daripada
menyalahkan diri kelak, lebih baik benar-benar disiplin. Karena sekali tidak
melakukan kebiasaan itu, kemungkinan akan melakukannya lagi lain waktu. Jika
merasa sedang tidak ingin menulis hari ini, katakan pada diri sendiri dengan
tegas "Disiplin!". Apa yang akan terjadi jika karena beberapa alasan,
tidak melakukan kebiasaan? Jangan lantas menyalahkan diri sendiri. Analisa dan
cari tahu mengapa hal itu sampai terjadi dan cari solusinya agar tidak terjadi
lagi. Kemudian maju terus. Membentuk suatu kebiaaan membutuhkan waktu yang
tidak sebentar, namun jika disiplin, maka akan berhasil.
9. Mencari
inspirasi
Motivator terbaik adalah inspirasi.
Ketika akan membentuk kebiasaan baru, lebih baik membaca pengalaman-pengalaman
sukses orang lain. Bacalah buku, majalah, situs, dan blog dengan topik tersebut.
Lakukanlah hal yang sama saat menulis carilah inspirasi, tetapi jangan
membiarkan kegiatan membaca tersebut menghambat untuk menulis.
10. Jadikan
menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan
Yang terpenting jika kebiasaan itu
tidak menyenangkanakan maka sering kehilangan motivasi. Mencoba disiplin memang
penting, tapi pada akhirnya, motivasilah yang merupakan faktor pentingnya. Kita
tidak dapat memaksa motivasi. Jadi, carilah cara untuk membuat kebiasaan
menulis itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Bisa dengan memutar musik atau
lainnya saat menulis. Menulislah dengan ditemani sesuatu yang sukai.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut :
1. menulis pada dasarnya adalah suatu
kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks unttuk mengekpresikan
secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan sehingga bisa
dimengerti orang lain dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
2. Manfaat menulis diantaranya
menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran, menulis dapat mentransfer
pengetahuan dan hasil pembelajaran, tulisan dapat mengugah orang lain untuk
berubah, dan menulis merupakan media pembelajaran yang sangat baik.
3.
menulis
bisa menjadikan seseorang yang jenius karena mereka bisa membuat suatu karya
yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
4. Cara
meningkatkan kebiasaan menulis yaitu diantaranya (1) tulis kebiasaan menulis, (2) menulislah setiap hari pada waktu yang sama, dengan pemicu, (3) berkomitmen kepada orang lain, (4) fokus selama satu bulan, (5) temukan motivasi, (6) catat dan bertanggungjawablah, (7) tentukan penghargaan diri, (8) disiplin, (9) mencari inspirasi, (10) jadikan menulis sebagai kegiatan yang
menyenangkan.
B.
Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan
saran hendaknya setiap manusia lebih sering untuk menulis karena menulis banyak
manfaat yang dapat diperoleh baik untuk penulisnya maupu untuk yang membacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Harry. (2010). Sepuluh Langkah untuk Menciptakan Kebiasaan Menulis. [Online].
Tersedia:http://pelitaku.sabda.org/sepuluh_langkah_untuk_menciptakan_kebiasaan_menulis.
[28 November 2011] .
Nirwan, Fakih. (2008). Pengertian Menulis Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurut-para-ahli.html.
[28November 2011].
Pujiati,
Maya A. (2010). Seberapa Penting Menjadi
Jenius. [Online]. Tersedia : http://duniaparenting.com/seberapa-penting-menjadi-jenius.html.
[1Desember 2011].
Yunsirno. (2010). Keajaiban Belajar. Pontianak: Bina Insan Center
Tidak ada komentar:
Posting Komentar